BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Istilah pendidikan bagi
masyarakat pada saat ini bukan merupakan sesuatu yang asing. Berkat kemajuan
teknologi informasi tingkatan pendidikan formal mulai dari playgroup hingga
jenjang perguruan tinggi sudah sering terdengar di telinga mereka. Selain dari
pendidikan formal, pendidikan informal seperti modeling, teater, sekolah sepak
bola juga mulai menjamur di masyarakat.
Keanekaragaman pendidikan ditawarkan kepada
masyarakat, tinggal mana yang tepat untuk masa depan anak-anaknya. Selama tiga
dasawarsa terakhir, dunia pendidikan Indonesia secara kuantitatif telah
berkembang dengan cepat. Namun sayangnya, perkembangan pendidikan tersebut
tidak diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan.
Berdasarkan survey
United Nations Educational,Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap
kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia
menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya
berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu faktor
rendahnya relevansi pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru
dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya
tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya.
Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi
para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah
memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses
pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk
kreatif.
1.2 Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari relevansi pendidikan ?
2.
Apa saja bentuk-bentuk relevansi pendidikan ?
3.
Apa penyebab ketidakrelevansian pendidikan ?
4.
Apa solusi agar terwujudnya relevansi pendidikan ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari relevansi pendidikan
2.
Untuk membedakan bentuk-bentuk relevansi pendidikan
3.
Untuk menyelidiki penyebab ketidakrelevansian pendidikan
4.
Untuk memberikan solusi agar terwujudnya relevansi
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian relevansi pendidikan
Relevansi/re·le·van·si/ /rélevansi/ n
hubungan; kaitan: setiap mata pelajaran harus ada -- nya dengan keseluruhan
tujuan pendidikan; Pendidikan/pen·di·dik·an/ n proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik; (KBBI). Relevansi
pendidikan adalah hasil pendidikan sesuai dengan pembangunan dan perkembangan
zaman.
Masalah
relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang
tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan
pendidikan di atasnya. Masalah yang berhubungan dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan perkembangan
zaman dan pembangunan.
Relevan berarti bersangkut paut, kait-mengait, dan berguna secara langsung.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya
manusia untuk pembangunan. derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama
dengan tuntunan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan
tantangan-tantangan baru yang sebagainya sering tidak diramalkan sebelumnya.
Relevansi pendidikan adalah
sejauh mana sistem
pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, Luaran
pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi maka relevansi pendidikan dianggap
tinggi. Relevansi pendidikan dapat dilihat dengan mengikuti alur
input-proses-output.
2.2
Bentuk-bentuk relevansi pendidikan
1. Lembaga pendidikan
Merupakan suatu badan
yang memandu jalannya proses pendidikan
2. Sistem pendidikan
Merupakan cara pendidikan
untuk menghasilkan luaran yang berkualitas.
3. Proses pendidikan
Proses pendidikan meliputi seluruh proses pembelajaran yang terjadi
sebagai bentuk interaksi dari berbagai input pendidikan
seperti siswa harus mampu menangkap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru.
4. Hasil pendidikan
Masukan (input) dalam komposisi tertentu yang diproses
dengan metode tertentu akan membuahkan dua macam hasil, yaitu hasil jangka
pendek (output) dan hasil jangka panjang (outcome).
- Input pendidikan terdiri atas kurikulum, siswa/peserta
didik, guru/tenaga pendidik, sarana-prasarana, dana, dan masukan lain.
- Proses pendidikan meliputi seluruh proses pembelajaran
yang terjadi sebagai bentuk interaksi dari berbagai input pendidikan.
- Hasil pendidikan (output) mencakup antara lain
kemampuan peserta didik, yang dapat diukur melalui prestasi belajar siswa.
- Outcome pendidikan antara lain peningkatan mutu
lulusan, yang dapat dilihat antara lain melalui jumlah lulusan yang melanjutkan
ke jenjang pendidikan berikutnya dan jumlah lulusan yang dapat bekerja. Dengan
demikian, mutu input dan mutu proses merupakan faktor penentu mutu hasil, baik
yang berupa hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang.
2.3
Penyebab ketidakrelevansian pendidikan
1. Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan di
Indonesia kualitasnya bermacam-macam, lebih tepatnya tidak merata. Ketimpangan
kualitas pendidikan antar desa dan kota, antar Jawa dan luar Jawa mengakibatkan
mutu pendidikan yang kurang berkualitas bagi daerah-daerah terluar dan
terdepan.
2. Sistem pendidikan
Di indonesia yang ada
ialah siap kembang. Indonesia memiliki mutu pendidikan yang rendah, kurangnya
kualitas pendidikan di tanah air karena pembelajaran hanya pada buku paket
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang berlaku di Indonesia yang kini berubah
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
3. Proses pendidikan
Kurikulum sekolah yang
terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan
tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk
kreatifitas siswa untuk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat
sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan
pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
4. Hasil pendidikan
Didikan yang dihasilkan
dari sistem ini kurang inovatif pola pikirnya. Keterampilannya kurang
berkualitas. Sehingga tidak siap untuk mengikuti perkembangan zaman dan
memenuhi kebutuhan pembangunan.
2.4
Solusi agar terwujudnya
relevansi pendidikan
1. Meningkatkan kualitas
tenaga pendidik. Diperlukan proses seleksi yang ketat dan tepat agar memperoleh
tenaga pendidik yang benar-benar berkualitas tinggi. Pendidik yang berkualitas
tinggi membantu tercetaknya peserta didik yang berkualitas pula.
2. Sarana dan prasarana
pendidikan yang cukup. Semua lembaga pendidikan harus dicukupi sarana dan
prasarananya agar proses pendidikan berjalan dengan lancar dan baik.
3. Sistem pendidikan yang
tepat. Kurikulum 2013 yang sedang berlangsung di beberapa sekolah harus
dilanjutkan dan dikembangkan lagi. Seluruh sekolah di Indonesia harus
menggunakan kurikulum 2013 karena di kurikulum 2013 antara kognitif dan afektif
diseimbangkan. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas peserta didik.
4. Tujuan dari pendidikan
yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat diganti
dengan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan
pembangunan.
5. Agar semua solusi ini
dapat terwujud, tentunya diperlukan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa,
jangan lupa berdo’a. Juga bantuan dari pemerintah yang nyata. Dan kontribusi
dari seluruh masyarakat Indonesia.
kenapa tidak ada nama penulisnya
BalasHapus