Rabu, 21 Desember 2016

Makalah masalah relevansi pendidikan di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Istilah pendidikan bagi masyarakat pada saat ini bukan merupakan sesuatu yang asing. Berkat kemajuan teknologi informasi tingkatan pendidikan formal mulai dari playgroup hingga jenjang perguruan tinggi sudah sering terdengar di telinga mereka. Selain dari pendidikan formal, pendidikan informal seperti modeling, teater, sekolah sepak bola juga mulai menjamur di masyarakat.
 Keanekaragaman pendidikan ditawarkan kepada masyarakat, tinggal mana yang tepat untuk masa depan anak-anaknya. Selama tiga dasawarsa terakhir, dunia pendidikan Indonesia secara kuantitatif telah berkembang dengan cepat. Namun sayangnya, perkembangan pendidikan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan.
Berdasarkan survey United Nations Educational,Scientific  and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya relevansi pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apa pengertian dari relevansi pendidikan ?
2.      Apa saja bentuk-bentuk relevansi pendidikan ?
3.      Apa penyebab ketidakrelevansian pendidikan ?
4.      Apa solusi agar terwujudnya  relevansi pendidikan ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari relevansi pendidikan 
2.      Untuk membedakan bentuk-bentuk relevansi pendidikan 
3.      Untuk menyelidiki penyebab ketidakrelevansian pendidikan 
4.      Untuk memberikan solusi agar terwujudnya relevansi pendidikan 


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian relevansi pendidikan
Relevansi/re·le·van·si/ /rélevansi/ n hubungan; kaitan: setiap mata pelajaran harus ada -- nya dengan keseluruhan tujuan pendidikan; Pendidikan/pen·di·dik·an/ n proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik; (KBBI). Relevansi pendidikan adalah hasil pendidikan sesuai dengan pembangunan dan perkembangan zaman.
 Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya. Masalah yang berhubungan dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan perkembangan zaman dan pembangunan. Relevan berarti bersangkut paut, kait-mengait, dan berguna secara langsung. 
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntunan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru yang sebagainya sering tidak diramalkan sebelumnya. Relevansi pendidikan adalah sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi maka relevansi pendidikan dianggap tinggi. Relevansi pendidikan dapat dilihat dengan mengikuti alur input-proses-output.

2.2 Bentuk-bentuk relevansi pendidikan
1. Lembaga pendidikan
Merupakan suatu badan yang memandu jalannya proses pendidikan
2. Sistem pendidikan
Merupakan cara pendidikan untuk menghasilkan luaran yang berkualitas.
3. Proses pendidikan
Proses pendidikan meliputi seluruh proses pembelajaran yang terjadi sebagai bentuk interaksi dari berbagai input pendidikan seperti siswa harus mampu menangkap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.
4. Hasil  pendidikan
Masukan (input) dalam komposisi tertentu yang diproses dengan metode tertentu akan membuahkan dua macam hasil, yaitu hasil jangka pendek (output) dan hasil jangka panjang (outcome).
- Input pendidikan terdiri atas kurikulum, siswa/peserta didik, guru/tenaga pendidik, sarana-prasarana, dana, dan masukan lain.
- Proses pendidikan meliputi seluruh proses pembelajaran yang terjadi sebagai bentuk interaksi dari berbagai input pendidikan.
- Hasil pendidikan (output) mencakup antara lain kemampuan peserta didik, yang dapat diukur melalui prestasi belajar siswa.
- Outcome pendidikan antara lain peningkatan mutu lulusan, yang dapat dilihat antara lain melalui jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan jumlah lulusan yang dapat bekerja. Dengan demikian, mutu input dan mutu proses merupakan faktor penentu mutu hasil, baik yang berupa hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang.

2.3 Penyebab ketidakrelevansian pendidikan
1. Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan di Indonesia kualitasnya bermacam-macam, lebih tepatnya tidak merata. Ketimpangan kualitas pendidikan antar desa dan kota, antar Jawa dan luar Jawa mengakibatkan mutu pendidikan yang kurang berkualitas bagi daerah-daerah terluar dan terdepan.
2. Sistem pendidikan
Di indonesia yang ada ialah siap kembang. Indonesia memiliki mutu pendidikan yang rendah, kurangnya kualitas pendidikan di tanah air karena pembelajaran hanya pada buku paket kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang berlaku di Indonesia yang kini berubah menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
3. Proses pendidikan
Kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa untuk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
4. Hasil  pendidikan
Didikan yang dihasilkan dari sistem ini kurang inovatif pola pikirnya. Keterampilannya kurang berkualitas. Sehingga tidak siap untuk mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi kebutuhan pembangunan.
           

2.4 Solusi agar terwujudnya relevansi pendidikan
1. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Diperlukan proses seleksi yang ketat dan tepat agar memperoleh tenaga pendidik yang benar-benar berkualitas tinggi. Pendidik yang berkualitas tinggi membantu tercetaknya peserta didik yang berkualitas pula.  
2. Sarana dan prasarana pendidikan yang cukup. Semua lembaga pendidikan harus dicukupi sarana dan prasarananya agar proses pendidikan berjalan dengan lancar dan baik.  
3. Sistem pendidikan yang tepat. Kurikulum 2013 yang sedang berlangsung di beberapa sekolah harus dilanjutkan dan dikembangkan lagi. Seluruh sekolah di Indonesia harus menggunakan kurikulum 2013 karena di kurikulum 2013 antara kognitif dan afektif diseimbangkan. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas peserta didik. 
4. Tujuan dari pendidikan yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat diganti dengan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan pembangunan.

5. Agar semua solusi ini dapat terwujud, tentunya diperlukan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa, jangan lupa berdo’a. Juga bantuan dari pemerintah yang nyata. Dan kontribusi dari seluruh masyarakat Indonesia. 

baju angkatan


logo



ASAS DEMOKRASI EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN DAN KEMANDIRIAN PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sistem perekonomian nasional
Pembangunan apa saja, menurut sosiolog Peter Berger, pasti membutuhkan pengorbanan. (Piramida Korban Manusia). Dalam buku terbaru yang berjudul The Capitalist Revolution, Peter Berger telah tiba pada kesimpulan bahwa hanya pebangunan ekonomi yang dilakukan secara dmokratis sajalah yang akan menghasilkan kemakmuran yang lebih cepat plus keadilan yang lebih merata secara paralel[1].

Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia mengacu kepada pasal 33 UUD 1945. Didalamnya menjelaskan bahwa sistem perekonomian adalah usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dengan demikian, perekonomian tidak hanya dijalankan oleh pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan badan-badan usaha negara, namun masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan perekonomian dalam bentuk usaha-usaha swasta yang sangat luas bidang usahanya. Koperasi adalah salah satu bentuk usaha yang mungkin untuk dikembangkan yaitu suatu bentuk usaha yang dilaksanakan atas dasar kekeluargaan.

Di dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal adanya usaha monopoli dan monopsoni baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dengan menggunakan terminologi nasional dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan.

Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itucabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh Negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ketangan orang-orang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasinya. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak yang boleh ada di tangan orang-seorang.

Oleh karena itulah aspek ekonomi sangat berpengaruh karena terlibat langsung dengan masyarakat. Sebagai contoh adalah ketahanan nasional dalam bidang pangan. Dengan ekonomi yang baik tentu saja suatu Negara tidak akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan warga negaranya. Kelaparan tidak akan terjadi dan kemiskinan perlahan dapat berkurang. Selain itu suatu Negara akan sangat mudah menerapkan suatu teknologi baru terhadap sistem pertanian mereka jika Negara tersebut sehat perekonomiannya.

2.2 Tujuan pembangunan ekonomi nasional
Tujuan pembangunan ekonomi umumnya yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan di dalam Pembukaannya bahwa salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Penegasan di atas tidak terlepas dari pokok pikiran yang terkandung di dalam pembukaan, yaitu bahwa Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia[2].

Karena Pembukaan UUD 1945 beserta seluruh pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalamnya menjiwai Batang Tubuh UUD 1945, maka tujuan itupun dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal seperti di dalam pasal 23, pasal 27 serta pasal-pasal 33 dan 34. Namun demikan, di antara pasal-pasal tersebut yang paling pokok dan melandasi usaha-usaha pembangunan di bidang ekonomi adalah pasal 33[3].

Merujuk pasal 33 UUD 1945 maka kemakmuran yang dituju adalah kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk mereka yang ada di pulau terpencil dan puncak-puncak gunung melalui pemanfaatana sumber kekayaan alam yang ada. Berdasarkan prinsip Demokrasi Ekonomi terdapat tiga unsur penting dalam tata perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan yaitu sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi. Ketiga sektor ini harus dikembangkan secara serasi dan mantap.

2.3 Bentuk-bentuk pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional
Peranan Negara dalam sistem ekonomi kerakyatan sesuai dengan pasal 33 lebih ditekankan bagi segi penataan kelembagaan melalui pembuatan peraturan perundang-undangan. Penataan itu baik menyangkut cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, maupun sehubungan dengan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Tujuannya adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan agar tampuk produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang yang memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa.
Ketahanan di Bidang Ekonomi Ketahanan ekonomi nasional merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan banyak dimensi. Dimensi-dimensi itu meliputi :
a.      Stabilitas ekonomi
b.     Tingkat integritas ekonomi
c.      Ketahanan system ekonomi terhadap goncangan dari luar sIstem ekonomi
d.     Margin of savety dari garis kemiskinan dan tingkat pertumbuhan ekonomi
e.      Keunggulan kompetitif produk-produk ekonomi nasional
f.        Kemantapan ekonomi dari segi besarnya ekonomi nasional
g.     Tingkat integritas ekonomi nasional dengan ekonomi global

Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 , GBHN menggariskan bahwa pembangunan di bidang ekonomi yang didasarkan kepada Demokrasi Ekonomi menentukan, bahwa rakyat harus memegang peranan aktif dalam pembangunan. Sedangkan, pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha. Sebaliknya, dunia usaha perlu memberikan tanggapan terhadap pengarahan dan bimbingan serta penciptaan iklim tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang nyata[4].

Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal, yaitu antara lain :
         Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui ekonomi kerakyatan serta untuk menjamin kesinambungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan :
a. Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi kuat dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
b. Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
c. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.
  Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antara sektor pertanian dan perindustrian serta jasa.
  Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha atas dasar asas kekeluargaan di bawah pengawasan anggota masyarakat, memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Keterkaitan dan kemitraan antarpara pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi, yaitu pemerintah, badan usaha milik negara, koperasi, badan usaha swasta, dan sektor informal harus diusahakan demi mewujudkan pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas ekonomi.
  Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antarsektor.
  Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian nasional. Upaya ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya nasional secara optimal serta sarana Iptek yang tepat guna dalam menghadapi setiap permasalahan, dan dengan tetap memperhatikan kesempatan kerja.
Dengan demikian ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa berlandaskan Pancasila yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta menciptakan kemandirian perekonomian nasional dengan daya saing yang tinggi.

2.4 Hambatan dari pembangunan ekonomi nasional
Di tengah dinamika perekonomian global belakangan ini, persoalan ketahanan ekonomi nasional perlu mendapat perhatian serius dari presiden dan para pembantunya (menteri teknis), agar ke depan ketahanan ekonomi mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang berpotensi mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Bagaimanapun, konsepsi ketahanan ekonomi nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh yang berlandaskan Pancasila.
Nasib ekonomi rakyat sejalan dengan pergantian rezim atau pemerintahan terus menjadi pertanyaan pihak-pihak yang merisaukan adanya fakta kesenjangan dan distorsi struktur usaha, yang menjurus ke arah konglomerasi. Fungsi pemerintah bisa beroeran langsung mendorong usaha ekonomi rakyat (kecil dan menegah), tetapi tetap terbatas kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya.       
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan di Bidang Ekonomi
Negara berkembang seperti Indonesia dalam pengelolaan faktor produksi menjadi barang dan jasa mempunyai ciri sebagai berikut:
a.      Bumi dan sumber alam
        Belum ada kemampuan sepenuhnya untuk memanfaatkan kekayaan alam, yaitu karena, kurang modal, belum memiliki keterampilan teknologi yang memadai dan tingkat manajemen yang belum memenuhi harapan.
        Bencana alam seperti banjir dan musim kering yang hanya dikuasai dengan pengendalian sungai dan banjir.
        Struktur ekonomi agraris merupakan tekanan berat atas areal tanah dan lingkungan dengan konsekuensi social yang amat luas.
        Negara yang tidak mempunyai kekayaan alam sangat tergantung kepada impor bahan baku yang banyak memerlukan devisa sehingga perkembangan industrinya lamban.
b.      Tenaga kerja
Pertambahan penduduk yang cepat bisa menguntungkan, karena persediaan tenaga kerja yang cukup, namun harus disertai dengan peningkatan keterampilan teknologis dan perluasan kesempatan kerja. Apabila kebijaksanaan ini ditempuh maka akan menimbulkan pengangguran kelihatan atau tak kelihatan. Untuk jangka panjang perlu ditempuh penanggulangan sebagai berikut:
        Peningkatan keterampilan teknologi
        Transmigrasi
         Keluarga berencana
        Distribusi penduduk secara ekonomi geografis yang dipadukan dengan masalah keamanan nasional.
c.       Faktor modal
Modal dapat diperoleh dari tabungan, pajak, reinvestasi perusahaan, pendapatan ekspor dan modal asing. Negara berkembang menghadapi kekurangan modal dan pemupukan modal dalam negeri terbatas, misalnya disebabkan:
        Pendapatan masyarakat rendah, sehingga tidak memungkinkan adanya tabungan.
        Dasar tarif pajak dan aparatur pemungutan pajak masih terbatas.
        Kemampuan investasi modal perusahaan masih kurang.
Untuk mengurangi masalah ekonomi dalam bidang modal perlu ditempuh strategi pembangunan yang bertujuan:
        Memberikan pendidikan keterampilan secara masal dan terarah.
        Industrialisasi untuk perluasan lapangan pekerjaan.
        Peningkatan produksi barang dan jasa untuk konsumsi dalam negeri dan untuk ekspor barang setengah jadi dan barang jadi.
        Pembinaan permodalan bagi pengusaha golongan ekonomi lemah.
d.      Faktor teknologi
Penggunaan teknologi memerlukan pertimbangan-pertimbangan, misalnya:
        Labour intensive (Padat karya)
        Teknologi intermediate atau teknologi Elektra.
        Teknologi mutakhir atau technocratium.
e.       Hubungan dengan ekonomi luar negeri
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Negara-negara berkembang di bidang hubungan ekonomi luar negeri adalah sebagai berikut:
        Melebarnya jurang pemisah antara Negara maju dengan Negara berkembang, kerena pertumbuhan ekonomi yang tidak sama.
        Akibat perkembangan tersebut ialah berupa kemerosotan harga bahan ekspor tradisional dan menurunkan hasil produksi Negara berkembang.
        Makin tinggi kapasitas produksi dan volume ekspor Negara industri, makin mudah keadaan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan pasaran internasional.
        Adanya pengelompokan Negara maju menjadi masyarakat ekonomi.
f.        Prasarana atau infrastruktur
Prasarana merupakan segal sesuatu yang diperlukan untuk menunjang produksi barang dan jasa. Prasarana adalah factor utama bagi pertumbuhan dan kelangsungan ekonomi Negara. Usaha subversip dan infiltrasi baik dalam suasana damai, apalagi dalam keadaan perang selalu menjadikan prasarana sebagai sasaran utama dari pihak lawan.
g.      Faktor manajemen
Manajemen adalah tata cara mengelola perusahaan. Public administration adalah manajemen atau tatacara perusahaan oleh aparatur Negara, sedangkan business managemen adalah tatacara perusahaanoleh pihak swasta.
Kita tidak boleh lengah menghadapi adanya kecenderungan dan dominasi negara adidaya, yang selalu memaksakan kehendaknya merupakan permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan politik luar negeri. Banyak negara yang merasa kuat ekonominya cenderung menerapkan kepentingan politik serta dilandasi nilai-nilai yang berlaku di masyarakatnya kepada negara lain dalam hal demokrasi, dan lingkungan hidup serta pandangan bebas. Ini yang menjadi penyebab munculnya tekanan politik dan krisis ekonomi nasional.
Tidak hanya itu. Kecenderungan proteksionisme dan meningkatnya masalah perdagangan yang mempunyai dimensi politik merupakan hambatan bagi bangsa Indonesia untuk memperluas kegiatan perdagangan global, juga menyebabkan krisis ekonomi bangsa.Kita akui bahwa secara sosiologis bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis dengan adat istiadat, bahasa, pandangan hidup serta agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, hal ini dapat merupakan titik rawan yang menimbulkan primordialisme sempit yang mengarah kepada perpecahan bangsa yang pada akhirnya krisis ekonomi melanda kehidupan berbangsa.
Mengapa? Karena sampai sejauh ini kepemimpinan nasional belum terlepas dari virus kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), kemudian tingginya tingkat pengangguran juga menimbulkan kesenjangan ekonomi antara yang kaya dan yang miskin sehingga menimbulkan krisis ekonomi yang berkelanjutan. Selain terbatasnya sarana dan prasarana ekonomi mempengaruhi arus bahan, barang dan jasa sehingga perkembangan ekonomi menjadi terhambat, akibat pengaruh aliran neo liberalisme yang secara terstruktur mempengaruhi kebijakan ekonomi di negeri ini.
Potensi ancaman dari luar lainnya adalah dalam bentuk penjarahan sumber daya alam Indonesia melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol yang pada gilirannya dapat merusak lingkungan atau pembagian hasil yang tidak seimbang, baik yang dilakukan secara legal maupun yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat pemerintah terkait sehingga meyebabkan kerugian bagi negara.
Gangguan dari luar tampaknya akan lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkotika dan obat-obat terlarang, film-film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi bangsa Indonesia terutama generasi muda, yang pada gilirannya dapat merusak budaya bangsa.
Hal ini patut diwaspadai secara serius oleh pemerintahan Jokowi-JK. Karena semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan ketahanan nasional melalui berbagai cara, antara lain pembekalan mental spiritual dan revolusi mental di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh negatif budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia. Saatnya Pancasila sebagai dasar negara perlu menjadi landasan peningkatan rasa cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan penghayatan yang riil (bukan sekedar penghapalan) dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.



[1] The Capitalist Revolution
[2] GBHN (Halaman 428)
[3] GBHN (Halaman 428)
[4] GBHN (Halaman 429)

Sabtu, 26 November 2016

Cerpen

Si Jenius Yang Malang

18 tahun yang lalu, lahirlah seorang anak laki-laki, Ia diberi nama Januar Radenza (dibaca Yanuar Radenza). Lahir pada Jum’at Kliwon tanggal 29 Februari abad 20 di Desa Sembarang membuat identitas anak ini sedikit berbau mistis. Ayahnya bernama Soeddani Bin Surjo, seorang PNS guru SD. Ibunya bernama Hotina Binti Sujanni. Ia punya kakek dan nenek kecuali kakek dari Ibunya yang sudah lama meninggal sebelum Radenza dilahirkan.  Keluarga kecil ini tinggal di rumah pribadi yang sederhana nan asri. Radenza nama panggilannya, masa bayinya agak kurang menyenangkan dikarenakan penyakit kulit yang sering dideritanya. Tubuhnya alergi dengan makanan tertentu yang apabila ibunya atau dia mengkonsumsinya maka kulitnya akan memerah dan terasa gatal-gatal di tubuhnya. Di masa balita, Ia hanya boleh bermain di sekitaran rumahnya dengan sepupu-sepupunya. Namun, itu tidakk membuatnya jadi tidak nakal, sering sekali ia berkelahi dengan sepupunya. Ia pernah menggigit sekitaran bahu sepupu laki-lakinya hingga sepupunya tersebut menangis. Ia juga sering memukul sepupu-sepupunya yang lain yang sering bermain dengannya. Tapi ia hanya berlaku pada sepupu-sepupunya saja, bagi orang lain Radenza tetaplah seorang anak yang lugu dan pendiam.
“Den, lihat siapa itu yang baru pulang”
kata kakeknya pada Radenza sambil mengarahkan pandangannya pada ayah Radenza yang baru pulang pelatihan guru selama 3 minggu.
“Siapa orang itu Kek?”
Radenza balik bertanya dengan polosnya.
“weleh cah gemblung, ora ngerti karo ayah ne ndewe (waduh dasar bocah aneh, tidak tau dengan ayahnya sendiri)
jawab sang kakek dalam bahasa Jawa dengan sedikit tertawa geli karena keanehan cucunya. Radenza memang suka lupa, bahkan dengan orang tuanya sendiri, apalagi dengan faktor 3 minggu tak bertemu.
Masa kecil Radenza sering ia habiskan bersama bibinya yang bernama Almira. Bibinya tersebut yang sering mengasuhnya saat Ibu Radenza sedang sibuk. Radenza sudah seperti ekor bibinya, kemana bibinya pergi disitu ada Radenza. Bibinya senang mengasuhnya karena Radenza anak yang penurut, ia bahkan sering dijadikan bahan eksperimen bibinya dalam tata rias. Ia sering dipakaikan make up untuk perempuan, alisnya pernah dicukur, bulu matanya dicukur dan lain-lainnya. Ia hanya menurut saja dengan hal-hal tak lazim yang dilakukan oleh bibinya. Di usia sekitaran 4 tahun, Radenza sudah menunjukkan potensi kejeniusannya. Ia sudah bisa menyebutkan semua huruf alfabet dengan benar, mampu berhitung hingga seratus bahkan lebih, mengerjakan operasi pertambahan dan perkurangan matematika, dan bahkan di usia 5 tahun ia sudah hapal bilangan 1-10 dalam Bahasa Inggris. Ia belajar dari gambar-gambar yang dibelikan dan ditempelkan Ibunya di dinding.
“one, two, three, four, five, six, seven, eight, nine..  tennn”
Meskipun pelafalannya belum baik namun itu merupakan hal yang cukup istimewa untuk anak seumurannya.
“waahh anak pintar”
kata Emak (Ibu) Radenza sambil tepuk tangan meskipun tengah sibuk masak untuk makan siang mereka. Kemudian, di usia 5 tahun ini juga Radenza didaftarkan kedua orang tuanya di Taman Kanak-kanak sekitar 4 kilometer dari rumahnya. Perjalanan pendidikannya di Taman Kanak-kanak berkembang pesat namun juga memprihatinkan. Radenza cepat menangkap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Ketika ada tugas pekerjaan rumah (PR) dari guru, ia mengerjakannya sendiri walaupun tetap sedikit dibantu oleh ibunya dan terkadang juga oleh bibinya. Radenza dianggap anak yang jenius oleh keluarga dan juga guru-gurunya. Pada saat 3 bulan menjelang akhir masa Taman Kanak-kanaknya, Radenza mengalami kecelakaan yang cukup parah. Ia terjatuh dari sebuah wahana permainan setinggi 3 meter karena rebutan dengan teman-temannya. Ia dirujuk ke rumah sakit karena kepalanya terbentur cukup keras di tanah. Dokter menyatakan bahwa Radenza hampir mengalami gegar otak dan mengalami hilang ingatan ringan. Sebulan ia libur dan akhirnya sembuh dan kembali bersekolah. Namun, nasib malang masih belum selesai menghampirinya, sekitar satu bulan menjelang kelulusan dari TK, ia kembali mengalami kecelakaan. Kali ini, kaki kirinya patah pada bagian engkel dan tulang keringnya retak karena terjatuh dari sepeda. Ia kembali harus istirahat di rumah selama 3 bulan lebih. Meskipun begitu, ia tetap diluluskan dari Taman Kanak-kanak atas pertimbangan dari Kepala TK dan atas perkembangan prestasinya yang mencolok selama proses pembelajaran.

Jersey